Menurut KBBI, pengertian loyalitas adalah kepatuhan atau
kesetiaan, dan organisasi merupakan suatu wadah tempat sekumpulan orang
berkumpul untuk mencapai tujuan bersama. Loyalitas dan organisasi sangatlah
berhubungan erat. Dalam suatu organisasi terdapat pemimpin dan anggota yang
jelas-jelas harus memilliki rasa kepatuhan atau kesetiaan baik terhadap
organisasi, aturan organisasi, pimpinan organisasi dan sesama anggota
organisasi.
Kepatuhan atau kesetiaan seorang anggota terhadap organisasi
dapat dilihat dari intensitas keberadaannya terhadap organisasi, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pada dasarnya loyalitas itu tumbuh berdasarkan
perhitungan logis dan perasaan. Ada orang yang setia karena dia tak punya
alasan dan tentu sebenarnya ada alasan yaitu rasa nyaman, baik terhadap
organisasi, pemimpin, anggota maupun suasana organisasi yang tercipta namun
kenyamanan itu sulit terdefinisi.
Tapi ada sebagian yang merasa bahwa loyalitas itu tumbuh
dari perhitungan logis yang bisa diterjemahkan, yaitu dari konsep kepatuhan
terhadap aturan dan kebijakan yang telah disepakati bersama melalui konsep
musyawarah atau konsep lain yang menyangkut keputusan bersama yang telah
disepakati. Maka dari itu perhitungan atau konsep loyalitas seperti ini tentu terlihat
jelas ketika mengalami penurunan, yaitu adanya pengingkaran atas aturan atau
kebijakan yang telah disepakati bersama. Dengan demikian orang tak loyal lagi atau
tak setia dan patuh lagi karena ada kesepakatan yang diingkari.
Konsep yang pertama itu tidak akan terlihat ketika
mengalami penurunan karena konsep kesetiaan, kepatuhan atau loyalitas yang
dimaksud berkaitan langsung dengan perasaan yang sulit dideskripsikan. Seperti
halnya perasaan cinta yang katanya kadang tak ada logika, karena keberadaanya
membuat kenyamanan dan rasa memiliki yang tinggi mengalahkan pemikiran atau
perhitungan yang rasional.
Ada yang pernah menjelaskan bahwa tanda seseorang “benar-benar
menyayangi” (perasaan) itu dia tak punya alasan kenapa ia menyayangi objek yang
ia maksud. Tapi jika ia masih bisa menyayangi objek karena alasan, katakanlah
seorang laki-laki menyayangi wanita karena cantiknya ini belum masuk pada
konsep “benar-benar sayang” karena sayangnya akan habis dengan logika jika
wanita yang ia cintai tak cantik lagi berarti rasa sayangnya akan hilang.
Begitu pula ketika berbicara masalah pengorbanan, seseorang yang benar-benar
menyayangi tidak akan mengatakan semua yang ia lakukan untuk memenuhi rasa
sayangnya itu adalah pengorbanan karena dia merasa tulus. Lain halnya dengan
yang mengatakan segala perlakuan untuk memenuhi rasa sayangnya itu adalah
pengorbanan, dia belum benar-benar menyayangi karena pada dasarnya ia masih
terbebani dan ada korban dan yang dikorbankan atas perlakuannya untuk memenuhi
rasa sayang. Hal ini berlaku juga pada konsep cinta.
Itu hanya ungkapan perasaan dari beberapa orang, terlepas
dari ungkapan itu benar atau salah tapi intinya adalah ada dua bentuk yang
mendefinisikan loyalitas yaitu secara rasional dan perasaan. Sebenarnya konsep
loyalitas itu pertama kesetiaan atau kepatuhan terhadap organisasi (keputusan
pribadi karena memilih organisasi yang dimasud), aturan organisasi (keputusan
bersama), pimpinan organisasi (keputusan bersama) dan sesama anggota organisasi
(konsekuensi logis dari organisasi) yang sebetulnya hal ini secara
berkelanjutan akan menjadi rasa nyaman yang tak terdefinisikan, hingga pada
akhirnya ada misi atau tujuan bersama yang telah disepakati dalam organisasi
yang mengikat diri pada organisasi. Kesemua itu akan berjalan dengan rasa patuh
dan setia yang tinggi mengingat ada tujuan bersama maka saat itulah tak ada
alasan untuk ingkar dan semua konsep pengorbanan akan hilang hingga merasa tak
ada yang jadi korban dan dikorbankan.
Itulah loyalitas yang
sebenarnya bericara tentang ketulusan dan keikhlasan..Sumber Gambar : Kompasiana
ayo ditunggu apa lagi segera bergabung dengan kami di D/E/W/A/P/K
ReplyDeletemenangkan uang jutaan rupiah, dengan minimal deposit 10.000 saja looo.
ayo segera bergabung ya ditunggu lo ^_^