Oleh
Esep Regan Pribadi
Mahasiswa
Pkn FPIPS UPI Bandung
Ada banyak manusia yang punya prinsip di partai-partai
politik di sebuah negara, tapi tidak ada partai yang punya prinsip. - Alexis de
Tocqueville, Sejarawan dan pemikir politik Prancis
Keberagaman
partai politik di Indonesia merupakan hasil dari pertarungan antar kekuatan
ideologi yang ada di dalam masyarakat, karena munculnya partai-partai tersebut sebagai
representasi dari kepentingan warga negara untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ideologi tentunya merupakan hal
yang sangat penting bagi sebuah partai politik. Karena ideologi merupakan arah
dan petunjuk tentang identitas sebuah partai politik sekaligus merupakan
penjelasan dari kondisi ideal masyarakat yang ingin dibentuk. Bagi masyarakat
tentunya ideologi partai politik dapat memudahkan mereka untuk menentukan
pilihan terhadap partai politik, terutama di Indonesia yang memiliki banyak partai
politik. Di era reformasi saat ini terkadang ideologi yang tercantum di dalam
dokumen tertulis AD/ART partai bisa dikatakan hanya sebagai penghias
administrasi kelembagaan semata. Bahkan
yang lebih parah sekarang itu muncul fenomena dimana ideologi partai hanya
dijadikan sebuah alat untuk mengambil keuntungan dan kekuasaan, namun pada
tataran pelaksanaannya kebijakan yang diambil sama sekali tidak sesuai dengan
marwah perjuangan ideologi partainya.
Namun
berbeda jika kita melihat yang terjadi di belahan dunia barat khususnya di
Amerika Serikat, negara federal yang mempunyai sistem dwipartai dimana hanya
ada dua partai yang dijadikan sebuah pilihan oleh masyarakatnya. Hal itu bisa
kita lihat ketika musim demokrasi telah tiba dimana masyarakat Amerika benar-benar
bisa menyaksikan pertentangan antara kedua belah kubu antara partai republik
dan partai demokrat, dan fenomena tersebut pun bisa dirasakan oleh orang
Indonesia yang berada di wilayah Amerika, mereka bisa menyaksikan dinamika
persaingan antara kedua belah pihak yang katanya mewakili Ideologi kiri sebagai
kaum sosial-demokrat dan kanan mewakili kaum beridiologi liberal-konservatif .
Namun ketika mereka pulang ke tanah air Indonesia seakan-akan ada situasi
politik yang berbeda dengan yang mereka rasakan di Amerika, kita melihat
sekarang dari sekian banyak partai yang ada di Indonesia seolah-olah tidak ada
skat yang membedakan baik dari segi ideologis maupun dari segi program
kebijakan, fenomena tersebut mungkin bisa membingungkan bagi mereka yang ingin
memilih dan berpihak kepada partai politik tertentu, jika semuanya tampak bias,
tentunya sulit membedakan dan memilih sekian banyak partai tersebut. Pertanyaannya
mengapa demikian ?
Kita
tarik dulu ingatan kita ke sejarah perjalanan bangsa Indonesia khususnya
terkait dengan dinamika kepartaian tentu bisa kita ambil pelajaran, jika
melihat sejarah pada awalnya masyarakat Indonesia memiliki pilihan banyak
partai dengan spektrum Ideologi yang tentunya berbeda pula, bisa kita lihat
pada kampanye tahun 1955 jelas tiap partai memiliki ideologi yang berbeda-beda serta mereka pun
memperjuangkan masing-masing ideologinya secara mati-matian, seperti Komunis,
Nasionalis, Islam-tradisional dan Modern, Kristen, Sosialis dan lain
sebagainya. Bahkan pada tahun 1960-an Presiden Soekarno melakukan
sinkritisme untuk menjadikan berbagai
kekuatan aliran ideologi menjadi satu rumusan yaitu Nasakom (Nasionalis, Agama,
dan Komunis), namun ikatan-ikatan ideologi tersebut kemudian dilemahkan pada
zaman orde baru, puncaknya yaitu pada tahun 1985 dimana rezim berkuasa tersebut
mengeluarkan kebijakan untuk menyeragamkan platform partai-partai di Indonesia,
isi dari kebijakan tersebut mengharuskan seluruh ormas dan organisasi politik
menganut asas yang sama yaitu Pancasila. Dengan kata lain pada waktu itu rezim
orde baru telah berupaya melakukan
penyederhanaan sistem kepartaian sekaligus ideologi, yang tentunya sangat
berdampak pada kestabilan politik di Indonesia.
Pada
akhirnya orde baru pun runtuh, terjadi ledakan begitu besar pada dinamika
kepartaian di Indonesia, mengapa demikian, karena banyak sekali partai yang
bermunculan khususnya mendekati pemilu 1999 pada waktu itu. Kategorisasi
ideologi tiap partainya tentu berbeda-beda namun tetap subtansinya pancasila.
Kembali lagi terkait permasalahan kita mengenai ideologi partai, penulis akan
memberikan sedikit gambaran mengenai pengelompokan ideologi partai yang ada di
Indonesia. Jika mendengar istilah yang paling populer di dunia Ideologi itu
dibedakan menjadi beberapa bagian, diantaranya Ideologi kiri, kanan, dan
tengah. Coba kita amati secara karakteristik ideologi kepartaian yang ada di
Indonesia. Sebagaimana contoh yang mewakili corak ideologi kiri yang katanya
mewakili wong cilik seperti PDI Perjuangan dan Partai Damai Sejahtera (PDS).
Kemudian pada kubu kanan yang menjadikan Islam sebagai marwah perjuangan partai
seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS),
Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Bintang Reformasi (PBR). Adapun di kubu
tengah yang menilai bahwa islam dan ideologi lain merupakan landasan yang mampu
mengilhami arah gerakan partai, contahnya seperti Golkar, Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB), Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Indonesia memang mempunyai banyak
partai politik serta marwah perjuangannya pun bisa dikatakan berbeda-beda,
namun pada kenyataannya tidak demikian karena semua partai yang ada sekarang
hampir seragam dalam pola kecenderungan ideologinya. Buktinya bisa kita lihat
ketika musim pemilu telah tiba, seperti biasa jargon yang mereka pakai tidak
jauh dari pemberantasan kemiskinan, pendidikan, religius, ataupun demokrasi,
jarang sekali ada partai yang secara mati-matian menunjukkan corak idealismenya,
bahkan ketika berhasil menjabat pun jarang sekali ada partai yang membuat
kebijakan yang sesuai dengan marwah perjuangan ideologi partainya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sudah ada pergeseran secara kultural mengenai idealisme
partai yang ada di Indonesia, bahkan sangat bijak ketika ada yang mengatakan
bahwa partai sekarang hanya sekedar tempat untuk merebut dan mempertahankan
kekuasaan semata, dan pada akhirnya masyarakat akan melihat apakah partai masih
layak atau tidak untuk dijadikan sebagai media kaderisasi politik disaat arus
gelombang realitas yang seolah-olah menggerogoti idealisme partai politik.
ayo ditunggu apa lagi segera bergabung dengan kami di D/E/W/A/P/K
ReplyDeletemenangkan uang jutaan rupiah, dengan minimal deposit 10.000 saja looo.
ayo segera bergabung ya ditunggu lo ^_^