Literasi Rakyat Merupakan blog yang memuat tulisan-tulisan artikel opini tentang pendidikan, petualangan, karya puitis serta informasi berita-berita secara umum.

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Tuesday, September 11, 2018

Pemuda Desa Sebagai Kader Tanggap Bencana

Oleh : Risman Nur Haqim



Desa ataupun kelurahan dikota sebagai unit terkecil negara, yang mampu menggerakan kegiatan maupun tindakan swadaya masyarakat. Inisiatif dan rasa intimisasi antar warganegara yang masih tinggi menjadi modal yang besar dalam melakukan tindakan dan kegiatan sukarela di desa. Jauh sebelum adanya program desa siaga yang salah satunya siaga dalam bentuk kebencanaan, baik bencana alam yang murni berasal dari alam, maupun bencana alam yang ditimbulkan oleh manusia. Sebenarnya dari dulu masyarakat desa mampu mempersiapkan atau siaga dalam menghadapi bencana. Seperti halnya zaman dulu budaya turun temurun rumah didesain dengan desain panggung (Rumah Panggung) yang mampu tahan terhadap guncangan bencana gempa bumi, juga zaman dulu setelah rumah mulai berubah pada desain rumah semi permanen, didepan rumah ada tersimpan bak air atau tempat air sejenisnya yang apabila terjadi bencana kebakaran misalnya, masyarakat mampu dengan siaga mematikan kobaran api selain itu didepan rumah disediakan kentongan dari bambu atau alat ledakan dari bambu yang di kampung-kampung sering disebut dengan lodong, fungsinya yaitu memberi tahu secara isyarat warga lain apabila terjadi bencana atau hal-hal yang darurat di lingkungan sekitar.
Banyaknya potensi bencana di daerah pedesaan karena pedesaan biasanya ada di daerah yang jauh dari pusat kota dan lebih dekat ke gunung, pantai, hutan, tebing-tebing dan lain sebagainya. Maka di desa maupun di daerah lainnya badan-badan pemerintah melakukan sosialisasi maupun pelatihan terhadap masyarakat berkenaan dengan mitigasi bencana alam, selain itu organisasi-organisasi yang memiliki background pegiat alam bebas seperti halnya pecinta alam, Pramuka, Unit- Sar kepemudaan dan lain-lain juga menambah pemahamannya berkenaan dengan mitigasi bencana alam, konservasi alam dan lain-lain, setelah selesai secara organisasi dalam pemahaman mitigasi bencana alam  mereka pun sama halnya seperti organisasi pemerintah yaitu melakukan sosialisasi pelatihan terhadap masyarakat dalam hal mitigasi bencana.
Desa menjadi rawan bencana dengan potensi menelan korban yang tidak sedikit karena pemahaman masyarakat di desa terhadap relatif kurang. Adanya sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan oleh berbagai pihak juga merupakan upaya yang baik dalam mitigasi bencana tetapi alangkah baiknya apabila budaya sadar bencana dapat terealisasi dengan baik perlu kiranya ada kader tanggap bencana di setiap desa yang memiliki potensi bencana maupun desa yang memiliki lahan hutan dan sungai ataupun bendungan yang memiliki potensi bencana. Kader yang dimaksud bisa berasal dari pemuda setempat yang juga mampu memahami kondisi geografis, kearifan lokal setempat, serta kemajuan wilayah setempat hal ini juga berfungsi agar kader tersebut nantinya mampu memahami perubahan geografis dari dampak pembangunan baik dari pemerintah atau masyarakat yang berpotensi terjadi bencana seperti halnya pembangunan pemukiman di daerah yang pergerakan tanahnya tinggi atau membangun rumah dipinggir tebing yang berpotensi longsor, minimal kader tersebut bisa melaporkan ke pihak terkait dan memberi pemahaman ke masyarakat untuk mengenali bahayanya serta mengurangi resiko dari bencana yang terjadi dengan demikian masyarakat siap untuk selamat.
Lain halnya dengan desa siaga bencana yang kelompok masyarakatnya dibina oleh badan-badan pemerintah yang berkaitan dengan mitigasi bencana alam. Kader pemuda desa ini hanya merupakan perwakilan bisa hanya 2 orang dari tiap desanya untuk dilatih dibina oleh badan-badan pemerintah agar mampu memahami dan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar pemahaman yang dimaksud bukan hanya sosialisasi dan pelatihan momentum yang bisa terlupakan karena jangka waktu yang pendek dalam sosialisasi dan pelatihan. Ini merupakan salah satu gagasan untuk mewujudkan Budaya Sadar Bencana secara merata pada masyarakat.
Mengingat dalam kondisi sekarang budaya masyarakat yang kurang menjaga kelestarian lingkungan karena kurangnya pemahaman akibat dampak dari apa yang dilakukan seperti halnya bencana banjir yang dibeberapa tempat ditimbulkan akibat kebiasaan membuang sampah sembarangan, membuat pemukiman di daerah aliran sungai, dan hal lainnya yang sebenarnya bisa mengancam keselamatan diri. Selain itu pembangunan pemukiman di daerah rawan longsor juga sama hal ini akan menambah resiko bencana maka kita sebagai warga negara yang baik harus mampu kenali bahayanya, lalu kurangi resikonya dan siap untuk selamat agar terciptanya budaya sadar bencana. Paling tidak sebelum kita memberikan pemahaman kepada orang lain tentang bencana kita bisa memahaminya sendiri dan menjadi kader tanggap bencana bagi diri sendiri paling tidak bagi orang terdekat dengan kita.

#tangguhaward2018
#siapuntukselamat
#budayasadarbencana

1 comment:

  1. ayo bergabung dengan kami di dewapk^^ diadd ya pin bb kami D87604A1

    ReplyDelete

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages