Tanggal 2 Mei merupakan hari
pendidikan nasional yang sering disingkat menjadi Hardiknas, untuk beberapa
orang mungkin ada yang lupa atau bahkan tidak tahu mengapa 2 Mei ini
diperingati sebagai hari pendidikan nasional. Tanggal 2 Mei ini dijadikan
sebagai hari pendidikan nasional karena untuk memperingati pula lahirnya bapak
pendidikan nasional yaitu Ki Hajar Dewantara, Ki Hajar Dewantara beliau bernama
Raden
Mas Soewardi
Soerjaningrat ketika lahir 2
Mei 1889 dan beliau mengganti nama menjadi Ki
Hajar Dewantara pada saat berusia 40 tahun.
Ki Hajar
Dewantara, beliau ini merupakan pahlawan nasional dalam bidang pendidikan
beliau juga merupakan pelopor pendidikan dengan mendirikan lembaga pendidikan
Taman Siswa sebagai lembaga pendidikan yang diperuntukan untuk rakyat pribumi
pada kala itu. Beliau juga merupakan menteri pendidikan setelah Indonesia
merdeka. Semboyan pendidikan beliau yang sampai saat ini kita kenal yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun
karsa, tut wuri handayani. ("di
depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi
dorongan").
Perjuangan
Ki Hajar Dewantara kala itu diantranya adalah memperjuangkan hak-hak pendidikan
rakyat Indonesia yang pada saat itu sedang dijajah. Dari kondisi demikian kita
bisa merasakan saat itu pendidikan di Indonesia sangat sulit dijangkau oleh
rakyat Indonesia pada saat penjajahan. Sekarang kita sudah hampir 73 tahun
merdeka, masih banyak masalah terkait pendidikan di Indonesia yang kita rasakan.
Memang pada dasarnya 73 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia telah kita rasakan
beberapa peningkatan atau proses pembaharuan dalam bidang pendidikan, baik dari
fasilitas maupun sumber daya manusia namun hal itu belum merata sepenuhnya.
Fasilitas
pendidikan yang dirasakan di daerah-daerah terpencil yang jauh dari pusat
pemerintahan masih banyak yang kurang memadai selain itu banyak pula sumber
daya guru yang masih kurang memadai di beberapa daerah. Terlepas dari semua
persoalan itu serta usaha-usaha pemerintah untuk menangani persoalan-persoalan
tersebut, Persoalan ini bukan hanya masalah pemerintah melainkan juga
sebenarnya menjadi tugas kita bersama yang memahami kondisi pendidikan dan memiliki
rasa untuk ingin memperbaiki pendidikan di Indonesia.
Selain
dari permasalahan fasilits dan sumber daya manusia terkait pendidikan, juga ada
permasalahan terkait sistem pendidikan di Indonesia, berbagai kebijakan telah
dikeluarkan oleh pemerintah untuk terus memperbaiki sistem pendidikan di
Indonesia, bahkan kurikulum di Indonesia telah berganti berkali-kali setelah
kemerdekaan Indonesia untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.
Munculnya
perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan oleh generasi muda lagi-lagi
pendidikan yang disalahkan, sistem pendidikan yang disalahkan. Memang sistem
pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolahan idealnya dapat mempengaruhi
karakter atau perilaku generasi muda dalam kehidupan sehari-hari, tapi beberapa
hal lain juga harus diperhatikan karena tidak hanya pendidikan di sekolahan
yang mempengaruhi perilaku generasi muda, bahkan pendidikan di rumah atau
keluarga, teman bermain dan lingkungan lainnya juga mempengaruhi karakter atau
perilaku generasi muda.
Pendidikan
yang sebenarnya datang dari kehidupan yang kita rasakan, tidak hanya pendidikan
disekolahan tapi lingkungan keluarga juga merupakan proses pendidikan yang
pertama kita rasakan mulai saat kita dilahirkan keluargalah yang pertama kali
mengajarkan kita segala sesuatu hal, begitupun lingkungan masyarakat baik teman
bermain dilingkungan sekitar maupun teman dalam dunia digital atau media sosial
ini mempengaruhi proses pendidikan generasi muda.
Keluarga
sebagai guru pertama saat manusia dilahirkan harus mampu memberikan pondasi
pendidikan bagi generasi muda yang baru lahir dan akan meneruskan perjuangan
bangsa. Pondasi pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan karakter yang mana
pendidikan ini akan lebih efektif jika diajarkan dikeluarga karena akan ada
pembiasaan –pembiasaan yang dilakukan dikeluarga saat anak menerima pemahaman
tentang sikap baik yag harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menyambut
hari pendidikan nasional berarti bukan hanya berbicara bagaimana pemerintah
memperbaiki sistem pendidikan, fasilitas, dan sumber daya guru. Tapi menyambut
hari pendidikan nasional juga kita harus mampu memperbaiki perilaku-perilaku
mendidik bagi orang lain yang membutuhkan. Karena ini merupakan tanggungjawab
bersama , perilaku-perilaku menyimpang tidak sesuai dengan norma-norma yang
berlaku dimasyarakat harus kita perbaiki paling tidak saling mengingatkan untuk
perubahan-perubahan kecil yang berdampak besar.
ayo ditunggu apa lagi segera bergabung dengan kami di D/E/W/A/P/K
ReplyDeletemenangkan uang jutaan rupiah, dengan minimal deposit 10.000 saja looo.
ayo segera bergabung ya ditunggu lo ^_^