Konservasi dengan rasa takut? Apa hubungannya konservasi
dan Rasa Takut? Tulisan ini terinspirasi saat saya dan kawan-kawan dari MAPACH
(Mahasiswa Pecinta Alam Civics Hukum) Mengadakan Ekspedisi ke Gunung Arjuno
Kab. Pasuruan Prov. Jawa Timur. Saat itu kami memilih Gunung Arjuno sebagai
tujuan ekspedisi. Kami memulai perjalanan menuju puncak melalui jalur Via
Purwosari hal ini dilakukan karena jalur Purwosari memiliki banyak situ-situs
peninggalan masa pra sejarah yang menurut beberapa referensi merupakan peninggalan
zaman dahulu bahkan sebelum kerajaan Majapahit ada.
Sebelum lebih jauh membahas hubungan antara Konservasi dengan rasa
takut kita bahas dulu apa itu konservasi. Konservasi adalah
pelestarian atau perlindungan.
Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa
Inggris, (Inggris) Conservation yang artinya pelestarian atau
perlindungan. (Menurut Wikipedia
), Sedangkan Rasa takut
adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme
pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus
tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya (Menurut Wikipedia).
Saya
akan membahas hubungan antara rasa takut ketika mendaki Gunung dengan konsep
konservasi, Keindahan alam bukan semata-mata berfungsi sebagai nilai estetis
tentang keindahan yang enak dipandang mata, melainkan lebih jauh dari itu alam memiliki
fungsi lain dalam kehidupan, yaitu memberikan manfaat bagi makhluk hidup lain.
Keberadaan alam untuk menjaga keseimbangan makhluk hidup, maka makhluk hidup
yang hidup dengan bergantung pada alam harus dan wajib menjaga, melestarikan
bahkan melindungi alam dari kerusakan, baik yang ditimbulkan manusia atau rusak
secara alami.
Timbulnya
fenomena kerusakan alam yang dilakukan oleh manusia diantaranya adalah fenomena
vandalisme yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dihutan
atau gunung baik di batu, pepohonan, dan lain sebagainya, perburuan pada
binatang-binatang yang dilindugi karena keberadaanya yang langka dilakukan
hanya untuk kepentingan pribadi dengan menjual binatang-binatang hasil buruan
dengan harga yang mahal, Pembebasan lahan dengan cara membakar hutan hanya untuk
kepentingan individu dengan tidak disadari ataupun disadari hal itu tidak
dibenarkan karena merusak ekosistem. Membuang sampah sembarangan digunung dan
dihutan yang selain merusak nilai estetika alam juga hal ini merusak
kelestarian alam diantaranya adalah mengganggu atau merusak kesuburan tanah
apalagi sampah plastik yang sulit terurai.
Diatas
merupakan beberapa contoh perilaku-perilaku merusak lingkungan yang sering kita
temui. Bahkan secara disadari atau tidak hal itu pernah kita lakukan. Konsep
konservasi untuk melindungi dan menjaga alam secara tradisional biasanya banyak
terjadi pada masyarakat dibawah kaki gunung atau masyarakat yang memang secara lokasi
berdekatan dengan kondisi alam yang masih alami (belum banyak terjamah
manusia).
Pemanfaatan
alam secara tradisional masih sering dilakukan karena selain belum masuknya
teknologi untuk memanfaatkan alam juga biasanya masyarakat kaki gunung atau
masyarakat
asli yang berdekatan dengan sumber daya alam yang melimpah tidak mau
memanfaatkan teknologi karena ditakutkan teknologi yang dipakai dapat mencemari
dan merusak lingkungan. Rasa ketakutan akan rusaknya lingkungan atau
kelestarian alam oleh masyarakat pedesaan kaki gunung misalnya muncul karena masyarakat pedesaan kaki gunung
untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya seperti kebutuhan sandang, pangan dan
papan hanya dengan memanfaatkan alam. Rusaknya ekosistem hutan dan gunung
menjadi kecemasan karena akan terganggu pula kebutuhan mereka untuk memenuhi
kehidupannya.
Selain itu dimasyarakat kaki gunung masih
banyak berkembang ajaran-ajaran peninggalan dari leluhur-leluhurnya untuk
memuliakan alam. Timbul banyak kepercayaan yang berkembang dimasyarakat sebagai
konsekuensinya
apabila tidak menjaga kelestarian alam, biasanya akibat yang ditimbulkan tidak bisa
dijelaskan secara rasional karena berhubungan dengan hal-hal gaib. Namun
hal-hal ini dianggap mitos oleh orang-orang diluar daerah pedesaan kaki gunung
atau pengunjung yang datang.
Sebenarnya hal ini memang kembali
lagi kepada sikap kita mempercayainya atau menyikapinya. Namun secara rasional
hal-hal yang tidak masuk logika sebenarnya bisa dijelaskan dengan menganalisis sebab
akibat yang ditimbulkannya. Saya terimgat kepada cerita Presiden Pertama kita
yaitu Soekarno saat diasingkan ke Ende. Diasingkannya Soekarno di Ende pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur
menjadi sebuah kisah yang menarik karena di tempat inilah Soekarno mendapatkan
Inspirasi tentang Pancasila, yang konon katanya Soekarno memikirkan dasar
negara kita dibawah pohon sukun yang besar dan sampai saat ini keberadaan pohon
itu masih ada.
Selain
dari itu saya melihat cerita menarik lain ketika Soekarno di asingkan di Ende
yaitu tentang Gunung Kelimutu yang pada saat itu masih jarang dan bahkan
sedikit orang yang mendaki ke Gunung tersebut. Menurut cerita warga lokal
disana memang banyak arwah-arwah digunung tersebut dan gunung tersebut sangat
terkenal dengan cerita-cerita mistisnya. Soekarno pada saat itu mengetahui hal
itu tapi tetap penasaran dengan Gunung tersebut. Setelah Soekarno pergi ke
gunung Kelimutu beliau melihat pemandangan luar biasa indah di Gunung Kelimutu
tersebut karena adanya danau Kelimutu atau danau tiga warna yang ia lihat
bahkan hanya sedikit orang tahu tentang keberadaan danau Kelimutu saat itu.
Memang kepercayaan warga di bawah kaki gunung dan banyaknya cerita-cerita mistis
yang berkembang membuat banyak warga takut dan enggan mendaki gunung Kelimutu,
tapi memang di balik itu ada pemandangan Indah di Gunung tersebut yang harus
dilindungi dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Memang dengan
banyaknya cerita-cerita mistis yang berkembang, danau dan Gunung tersebut menjadi
terjaga kelestariannya termasuk keindahan danau Kelimutu yang terjaga saat itu.
Rasa
takut yang dimiliki orang-orang setelah mendengar cerita-cerita mistis di Suatu
daerah biasanya membuat orang enggan atau tidak mau melakukan hal-hal yang
berhubungan dengan hal-hal mistis tersebut seperti contoh tadi warga lokal pun
enggan pergi ke Puncak Gunung karena takut berhubungan dengan hal-hal mistis.
Adapun mereka yang berani adalah orang-orang yang berniat baik memanfaatkan
alam serta pergi ke gunung untuk merawatnya.
Takut
adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons
terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Adanya hal-hal mistis ini dianggap sebagai ancaman
bahaya yang akan mengganggu seseorang.
Hal ini
harus dipahami dari berbagai perspektif, munculnya rasa takut dari rusaknya
alam akan membuat seseorang tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari
sehingga ia akan menjaga bahkan melestarikan alam disekitarnya agar
kebutuhannya tetap terpenuhi. Ada juga orang yang takut karena hal-hal gaib
karena cerita-cerita mistis yang berkembang akan membuat seseorang untuk
berhati-hati dan menjaga sikap ketika berada di alam atau bahkan tak mau pergi
kealam karena rasa takut yang tinggi.
Tapi
perlu dipahami hal-hal tersebut muncul bukan untuk menakut-nakuti namun hal ini
muncul untuk menjaga nilai-nilai kelestarian. Ketika ada cerita mistis yang
berkembang kita harusnya mencari nilai lain yang sebenarnya memiliki maksud
yang sama dengan cerita mistis tersebut. Bukan berarti juga kita tidak boleh
percaya dengan hal-hal mistis atau gaib namun yang harus kita lakukan
cerita-cerita itu bisa jadi referensi dalam melakukan segala tindakan dialam
bebas yang selalu menimbulkan rasa hati-hati dan sikap selalu siap menghadapi
segala konsekuensi yang ditimbulkan dari perilaku yang dilakukan dialam bebas.
ayo ditunggu apa lagi segera bergabung dengan kami di D/E/W/A/P/K
ReplyDeletemenangkan uang jutaan rupiah, dengan minimal deposit 10.000 saja looo.
ayo segera bergabung ya ditunggu lo ^_^