Literasi Rakyat Merupakan blog yang memuat tulisan-tulisan artikel opini tentang pendidikan, petualangan, karya puitis serta informasi berita-berita secara umum.

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Friday, March 15, 2019

KEPEMIMPINAN MANUSIA



            Adzan Ashar berkumandang diiringin udara dingin yang menusuk permukaan kulitku. Tersadar aku sudah cukup lama memandangi simbol organisasi, yang menjadi tempatku bernaung hingga saat ini. Sekilas simbol itu memiliki atributif yang sangat-sangat aku pahami dalam egoisme pribadi. Berkontraksilah saat itu juga rasioku  untuk mengingat dengan keras, siapa saja pejabat yang ada didalamnya?.
            Terngiang kata-kata ibnu khaldun memandu rekontruksi pemikiranku saat itu, bahwasanya. Suatu suku atau kelompok masyarakat dapat membentuk dan memelihara negara apabila memiliki kultural sosial-politik tertentu, yang oleh Ibnu Khaldun disebut Ashabah. Kultural sosial-politik tersebut menurutnya hanya berada pada kerangka kebudayaan suatu desa.
            Ashabiyah/Ashabah akan menjadi kekuatan penggerak negara, dan merupakan landasan berdirinya negara. Jikalau ashabiyah melemah dengan beriringan budaya kota yang menggerus Ashabiyah, dengan itu juga melemahnya suatu negara. Teori yang dikemukakan Khaldun itu kemudian dikenal orang sebagai “Teori Disintegrasi” (ancaman perpecahan suatu masyarakat/bangsa).

            Tahun 2010 saya mengikuti organisasi Pecinta Alam, saya masih ingat betul ketika pendidikan saya harus belajar memahami organisasi. Dimana saya harus belajar tentang pemikiran para pendiri organisasi, belajar dari pemimpin-pemipin terdahulu, belajar tentang arah organisasi dan terus memahaminya. Disitu saya baru sadar, kenapa saya dahulu harus menghapal mars, hyme secara betul-betul. Ternyata mereka ingin menancapkan kultural yang dapat mengikat para anggota menjadi kokoh.

            Kulutural organisasi yang saya terima adalah “siap memimpin, dan rela dipimpin”. Lalu saya jabarkan dengan pengalaman saya di organisasi tersebut, tentunya pemimpin tidak bisa tegak tanpa adanya bantuan para anggota. Pemimimpin harus khidmat kepada organisasi, diharuskan ada kebulatan niat yang ikhlas, dan berkewajjiban menunda kehendak dan mendahulukan kewajiban.

            Mengapa saudara memimpin?
Saudara terpilih menjadi pemimpin karena ada “sangka baik” dari seluruh anggota kepada anda. Dimana saudara mendapat sangka baik dar anggota, saudara harus mengikuti sangka baik para anggota. Sangka baik tersebut berupa saudara dapat dipercaya, dapat mewakafkan diri kepada organisasi. Jadi, tega jikalau saudara menjadikan organisasi lumbung padi hawa nafsu saudara.

            Samakah pemimpin dan anggota?
Walaupun saudara adalah pemimpin organisasi, saudara tetaplah anggota didalam organisasi. Tidak berarti membebaskan kehendak saudara untuk berlaku semuanya dalam organisasi. Tapi sebaliknya kenapa saudara menjadi pemimpin di dalam oranisasi, anda dibatasi oleh garis tegak lurus simbol organisasi. Ringkasnya baik pemimpin maupun anggota organisasi wajib taat dan khidmat kepada organisasi tersebut.

            Nasehat dari senior saya dalam hidup berorganisasi adalah jangan merasa mulia karena menjadi pemimpin, dan jangan merasa terhina jika berada dibelakang. Maka kemulian tidak diukur dari depan dan belakang, sejatinya depan dan belakang hanya masalah pembeda pertanggungjawaban. Maka ukuran kemulian dilihat dan dinilai sesuai bakti dan khidmatnya dia selama di organisasi.
           
            Pemimpin mana yang kita pilih?
Pemimpin yang mau siap tempur dan siap juga babak belur, ketika dia berada di belakang dan juga ketika dia berada di depan tentunya. Cari pemimpin yang low profile dimana dia tidak mencari popularitas, bekerja di tengah malam tanpa sepengetahuan anggota, berdiri tegak menuntaskan kewajiban organisasi walaupun caci maki dari dalam maupun luar. Itulah kebudayaan organisasi yang harus kita resapi kembali, dan mulai intropeksi guna bergeraknya organisasi menuju kebaikan yang sejati.
           

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages