Literasi Rakyat Merupakan blog yang memuat tulisan-tulisan artikel opini tentang pendidikan, petualangan, karya puitis serta informasi berita-berita secara umum.

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Monday, June 27, 2016

Perceraian ; Mencerderai Hak Anak




Perceraian merupakan pilihan terakhir yang harus dipilih akibat masalah dalam rumah tangga, pada hakikatnya mungkin saja ini terjadi untuk mempertahankan kenyamanan diri pribadi dari hubungan yang telah dijalin. Tapi apakah ini merupakan jalan terakhir untuk memperbaiki hubungan antar manusia dan manusia yang telah sah melalui surat nikah? Nampaknya itu pertanyaan yang selalu ada pada tiap orang yang memasukan perceraian pada pilihan untuk menyelesaikan masalah hubungan suami istri. Hubungan dengan manusia lain nampaknya tidak diindahkan bagaimana dengan nasib seorang anak? Bagaimana dengan hubungan antar keluarga? Inilah yang harus dicermati karena pada dasarnya kita hidup untuk mendapatkan kehidupan yang ideal, utamanya dalam berkeluarga.
Kehidupan berumah tangga pasti memiliki luka-liku cerita yang menghiasi. Banyak pengaruh dari pola kehidupan rumah tangga terhadap pola pendidikan anak di rumah atau lingkungan keluarga, keluarga harmonis merupakan sistem yang ideal dalam sebuah keluarga. Perceraian merupakan hal yang sangat tidak diinginkan dalam sebuah keluarga terutama oleh seorang anak. Perceraian terjadi akibat keinginan orang tua yang merasa tidak nyaman dengan kondisi hubungan mereka. Disadari atau tidak hal ini sebenarnya dapat merugikan anak. Perceraian berdampak pada pola pendidikan anak, ketika seorang istri berpisah dengan seorang suami seorang anak tentu harus memilih atau secara tidak langsung dipaksa menerima pilihan karena hak asuh orang tua. Kenapa dipaksa karena sebagian kecil diantaranya anak terpaksa memilih ayah atau ibunya yang sebenarnya anak tidak merasa nyaman secara keseluruhan. Tentu hal tersebut bukan merupakan hal yang baik yang bisa mendasari kehidupan atau pola kenyamanan anak dalam menjalankan kehidupannya.
Dampak dari perceraian orang tua  sering disebut-sebut menjadi permasalan utama kenakalan anak ini menunjukan bahwa perceraian berpengatuh terhadap kondisis psikologis anak. Sebagaimana telah penulis paparkan diatas anak terkadang terpaksa memilih tinggal atau hidup bersama siapa hanya karena keputusan hak asuh dan atau saja anak yang tidak berani menetukan pilihan karena tingkat kedewasaan kurang mumpuni. Sehingga berdasarkan hal tersebut tentu saja dalam pola-pola kehidupannya menuju kedewasaan terganggu karena merasa tidak nyaman sehingga anak yang belum mengusai atau memiliki kedewasaan yang cukup dalam menyikapi permasalahaan anak melampiaskannya pada hal-hal negatif. Tentu saja dengan hal ini sebenarnya hak dasar seorang anak mendapatkan atau merasakan kehidupan yang nyaman menjadi tercederai.
Kemudian walaupun ketika anak mendapatkan hak asuh yang sesuai dengan keinginannya atau idealnya orang yang mendidik untuk dia menjadi berpikir dewasa rasanya sangat sulit. Akan muncul rasa kebingungan terhadap orang tua di pihak lain yang tidak mengasuhnya secara langsung atau dengan kata lain orang tua yang tidak tinggal bersamanya. Kebingungan ini membuat anak memikirkan masalah mendasar tentang menghormati orang tua, pola ini atau pemikiran ini pasti muncul ketika anak menuju tingkat kedewasaan yang mulai mumpuni. Sebenarnya pemikiran ini juga dapat mengganggu pola pikir atau perkembangan anak karena seharusnya anak dapat tenang berpikir tentang bagaimana ia hidup di luar di masyarakat,berpestasi dalam akademik dan non akademik tapi yang terjadi malah dia kebingungan bagaimana menyelesaikan masalah medasar yang ada dalam hidupnya yaitu menghargai orang tua yang tinggal bersamanya dan yang tidak tinggal bersamanya hal ini terjadi mengingat menghormati atau menghargai menjadi nilai relatif dengan orang yang tinggal dari sudut pandang yang berbeda.
Berdasarkan tempat an diatas sebenarnya baru hal permulaan jika perceraian terjadi belum lagi dampak lainya yang akan saling berkaitan dan jika dicari subjek permasalahnya akan saling menyalahkan dan tidak akan menemukan titik terang.
Anak yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa seharusnya harus sangat diperhatikan oleh orang tua sebagai pendidik pertama dan utama seorang anak. Ini banyak dikemukakan buku-buku pelajaran tentang sosialisasi,pelajaran nilai, agama dan lain- lain lingkungan yang pertama dan utama adalah keluarga. Ketika lingkungan pertama dan utama ini tidak berjalan dengan baik saya rasa sulit menciptakan generasi yang diharapkan bangsa. Yang menjadi hak anak tak dapat dipenuhi secara utuh. Seorang anak berhak mendapat perlindungan saat masa perkembangan dirinya seperti prinsip HAM hak itu saling berkaitan apabila salah satu hak terganggu maka tidak menutup kemungkinan hak lain akan terganggu, sebagai contoh umum seseorang memiliki hak politik dan budaya tapi apabila hak sosialnya terganggu maka hak politik dan budayanya pun akan terganggu. Begitu pula dengan anak yang orang tuanya bercerai ketika hak anak mendapatkan kenyamanan dan perlindungan dikeluarga kemudian hak mendapatkan kenyamanan dikeluarganya terganggu maka bagaimana hak mendapatkan pendidikan dan hak-hak lain yang mendasar semua hak tersebut bisa saja terpenuhi tapi bisa saja atau barangtentu hak tesebut tercederai atau pincang tidak akan sepenuhnya terasakan bagaimana hak tersebut terlaksana sebagaimana mestinya.


NOTE : Kritik atau saran guna memperbaiki tulisan ini agar lebih baik dan dapat tersampaikan pesan yang tersirat ataupun tersurat sangat diharapkan oleh penulis. Silahkam tulis dikomentar !

1 comment:

  1. dengan minimal deposit 10.000 segera dicoba keberuntungannya bersama kami
    dan menangkan uang hingga jutaan rupiah bersama dewapk**
    dengan pin bb D87604A1 ditunggu ya ^^

    ReplyDelete

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages