Perceraian merupakan
pilihan terakhir yang harus dipilih akibat masalah dalam rumah tangga, pada
hakikatnya mungkin saja ini terjadi untuk mempertahankan kenyamanan diri pribadi
dari hubungan yang telah dijalin. Tapi apakah ini merupakan jalan terakhir
untuk memperbaiki hubungan antar manusia dan manusia yang telah sah melalui
surat nikah? Nampaknya itu pertanyaan yang selalu ada pada tiap orang yang
memasukan perceraian pada pilihan untuk menyelesaikan masalah hubungan suami
istri. Hubungan dengan manusia lain nampaknya tidak diindahkan bagaimana dengan
nasib seorang anak? Bagaimana dengan hubungan antar keluarga? Inilah yang harus
dicermati karena pada dasarnya kita hidup untuk mendapatkan kehidupan yang
ideal, utamanya dalam berkeluarga.
Kehidupan berumah
tangga pasti memiliki luka-liku cerita yang menghiasi. Banyak pengaruh dari
pola kehidupan rumah tangga terhadap pola pendidikan anak di rumah atau
lingkungan keluarga, keluarga harmonis merupakan sistem yang ideal dalam sebuah
keluarga. Perceraian merupakan hal yang sangat tidak diinginkan dalam sebuah
keluarga terutama oleh seorang anak. Perceraian terjadi akibat keinginan orang
tua yang merasa tidak nyaman dengan kondisi hubungan mereka. Disadari atau
tidak hal ini sebenarnya dapat merugikan anak. Perceraian berdampak pada pola
pendidikan anak, ketika seorang istri berpisah dengan seorang suami seorang
anak tentu harus memilih atau secara tidak langsung dipaksa menerima pilihan
karena hak asuh orang tua. Kenapa dipaksa karena sebagian kecil diantaranya
anak terpaksa memilih ayah atau ibunya yang sebenarnya anak tidak merasa nyaman
secara keseluruhan. Tentu hal tersebut bukan merupakan hal yang baik yang bisa
mendasari kehidupan atau pola kenyamanan anak dalam menjalankan kehidupannya.
Dampak dari perceraian
orang tua sering disebut-sebut menjadi
permasalan utama kenakalan anak ini menunjukan bahwa perceraian berpengatuh
terhadap kondisis psikologis anak. Sebagaimana telah penulis paparkan diatas anak
terkadang terpaksa memilih tinggal atau hidup bersama siapa hanya karena
keputusan hak asuh dan atau saja anak yang tidak berani menetukan pilihan
karena tingkat kedewasaan kurang mumpuni. Sehingga berdasarkan hal tersebut
tentu saja dalam pola-pola kehidupannya menuju kedewasaan terganggu karena
merasa tidak nyaman sehingga anak yang belum mengusai atau memiliki kedewasaan
yang cukup dalam menyikapi permasalahaan anak melampiaskannya pada hal-hal
negatif. Tentu saja dengan hal ini sebenarnya hak dasar seorang anak mendapatkan
atau merasakan kehidupan yang nyaman menjadi tercederai.
Kemudian walaupun
ketika anak mendapatkan hak asuh yang sesuai dengan keinginannya atau idealnya
orang yang mendidik untuk dia menjadi berpikir dewasa rasanya sangat sulit.
Akan muncul rasa kebingungan terhadap orang tua di pihak lain yang tidak
mengasuhnya secara langsung atau dengan kata lain orang tua yang tidak tinggal
bersamanya. Kebingungan ini membuat anak memikirkan masalah mendasar tentang
menghormati orang tua, pola ini atau pemikiran ini pasti muncul ketika anak
menuju tingkat kedewasaan yang mulai mumpuni. Sebenarnya pemikiran ini juga
dapat mengganggu pola pikir atau perkembangan anak karena seharusnya anak dapat
tenang berpikir tentang bagaimana ia hidup di luar di masyarakat,berpestasi
dalam akademik dan non akademik tapi yang terjadi malah dia kebingungan
bagaimana menyelesaikan masalah medasar yang ada dalam hidupnya yaitu
menghargai orang tua yang tinggal bersamanya dan yang tidak tinggal bersamanya
hal ini terjadi mengingat menghormati atau menghargai menjadi nilai relatif
dengan orang yang tinggal dari sudut pandang yang berbeda.
Berdasarkan tempat an
diatas sebenarnya baru hal permulaan jika perceraian terjadi belum lagi dampak
lainya yang akan saling berkaitan dan jika dicari subjek permasalahnya akan
saling menyalahkan dan tidak akan menemukan titik terang.
Anak yang seharusnya
menjadi generasi penerus bangsa seharusnya harus sangat diperhatikan oleh orang
tua sebagai pendidik pertama dan utama seorang anak. Ini banyak dikemukakan
buku-buku pelajaran tentang sosialisasi,pelajaran nilai, agama dan lain- lain
lingkungan yang pertama dan utama adalah keluarga. Ketika lingkungan pertama
dan utama ini tidak berjalan dengan baik saya rasa sulit menciptakan generasi
yang diharapkan bangsa. Yang menjadi hak anak tak dapat dipenuhi secara utuh.
Seorang anak berhak mendapat perlindungan saat masa perkembangan dirinya
seperti prinsip HAM hak itu saling berkaitan apabila salah satu hak terganggu
maka tidak menutup kemungkinan hak lain akan terganggu, sebagai contoh umum
seseorang memiliki hak politik dan budaya tapi apabila hak sosialnya terganggu
maka hak politik dan budayanya pun akan terganggu. Begitu pula dengan anak yang
orang tuanya bercerai ketika hak anak mendapatkan kenyamanan dan perlindungan
dikeluarga kemudian hak mendapatkan kenyamanan dikeluarganya terganggu maka
bagaimana hak mendapatkan pendidikan dan hak-hak lain yang mendasar semua hak
tersebut bisa saja terpenuhi tapi bisa saja atau barangtentu hak tesebut
tercederai atau pincang tidak akan sepenuhnya terasakan bagaimana hak tersebut
terlaksana sebagaimana mestinya.
NOTE : Kritik atau saran guna memperbaiki tulisan ini agar lebih
baik dan dapat tersampaikan pesan yang tersirat ataupun tersurat sangat
diharapkan oleh penulis. Silahkam tulis dikomentar !
dengan minimal deposit 10.000 segera dicoba keberuntungannya bersama kami
ReplyDeletedan menangkan uang hingga jutaan rupiah bersama dewapk**
dengan pin bb D87604A1 ditunggu ya ^^