Literasi Rakyat Merupakan blog yang memuat tulisan-tulisan artikel opini tentang pendidikan, petualangan, karya puitis serta informasi berita-berita secara umum.

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Wednesday, June 14, 2017

PENGERTIAN TOPONIMI

TOPONIMI

Gambar Ilustrasi Toponimi


Menurut Ayatrohaedi dalam Disparbud Prov. Jabar (2009; 9) Pengetahuan mengenai nama lazim disebut onomastika. Ilmu ini dibagi atas dua cabang, yakni pertama, antroponim, yaitu pengetahuan yang mengkaji riwayat atau asal-usul nama orang atau yang diorangkan; kedua, toponimi, yaitu pengetahuan yang mengkaji riwayat atau asal-usul nama tempat.
Secara definisi jelas toponimi adalah pengetahuan yang mengkaji riwayat atau asal-usul nama tempat dari berbagai aspek. Dalam toponimi sendiri ada berbagai aspek yang dijadikan acuan dalam penamaan tempat yang aspek-aspeknya yaitu (1). Aspek perwujudan, (2). Aspek kemasyarakatan (3). Aspek Kebudayaan.

Aspek perwujudan meliputi 3 bagian, dalam masyarakat sunda sendiri itu terlihat dari hubungan erat masyarakat dengan lingkungannya. Aspek yang pertama adalah latar perairan (hidrologis) menjadi ciri khas bagi orang sunda dalam penamaan tempat. Dikemukakan Karl A. Wittfogel dalam Disparbud Prov. Jabar (2009; 13) bahwa orang sunda dapat digolongkan sebagai masyarakat air (hydrolic society). Hal ini terbukti dari nama-nama tempat yang cenderung menggunakan kata cai- (ci) ‘air’. Aspek yang kedua yaitu latar rupa bumi (Geomorfoogis), banyak di wilayah Jawa Barat khususnya penamaan tempat yang menunjukan rupa bumi dari suatu daerah seperti halnya Legok (Lekuk permukaan tanah yamg menjorok kebawah), Talun (Hamparan tanah yang luas dan sengaja dibuka untuk ditanami pepohonan besar) dsb. Kemudian aspek yang ketiga yaitu latar lingkungan alam ( Biologis-Ekologis), Di Jawa barat Sendiri banyak penamaan tempat yang dihubungkan dengan tumbuhan (flora) dan Binatang (fauna) seperti halnya Ambit (Nama sejenis pohon) Campaka ( Cempaka, Sejenis Bunga) dsb.
            Aspek Kemasyarakatan (sosial) penamaan wilayah yang berhubungan dengan kondisi sosial masyarakat yang tinggal di suatu daerah seperti misalnya penamaan wilayah atau tempat berhubungan dengan kebanyakan profesi dari masyarakat di daerah tersebut. Kemudian, Aspek kebudayaan dalam aspek kebudayaan sendiri banyak wilayah di Jawa Barat yang penamaannya dikaitkan dengan mitologi, folklor dan sistem kepercayaan (religi).
Seiring dengan perkembangan zaman pembangunan secara gencar dilakukan dibanyak daerah di Indonesia. Mulai pembangunan untuk keperluan industri hingga pembangunan perumahan. Daerah-daerah yang terkena dampak dari pembangunan beberapa mengalami dampak hilangnya Toponimi dari daerah tersebut dan tergantikan dengan penamaan baru sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
Sekilas tergantikannya Toponimi suatu daerah memang tidak terlihat berdampak pada apapun tapi bagi orang-orang yang peduli hal ini sangat berdampak. Karena telah dibahas bagaimana toponimi suatu daerah dapat terbentuk dari berbagai aspek oleh masyarakat zaman dahulu. Nilai-nilai kehidupan atau filosofis dari suatu Sistem Toponimi yang harus dipahami. Munculnya nama-nama asing dalam sistem penamaan suatu daerah ini lama kelamaan akan menghilangkan Toponimi yang sudah ada. Penamaan perumahan dengan menggunakan nama asing atau penamaan yang tidak sesuai dengan keadaan daerah atau wilayah yang ada misalnya dengan memakai kata Grand... atau .. Permai ...Indah.
 Pembangunan yang dilakukan pemerintah sudah seharusnya memperhatikan segala aspek yang ada dimasyarakat. Termasuk kearifan lokal yang harus dipertahankan sebagai karakteristik suatu wilayah. Sistem Toponimi dari aspek kebudayaan misalnya hilangnya penamaan dari aspek tersebut mungkin saja dapat menyebabkan ketidaktahuan masyarakat dalam mitologi dan folklor yang berkembang di daerahnya sendiri. Selain itu toponimi yang dikaitkan dengan rupa bumi (geomorfologis) yang mungkin saja bisa dijadikan acuan dalam pembangunan karena nama daerah tersebut telah memuat karakteristik daerah atau wilayah tertentu dan dapat menentukan pembangunan jenis apa yang cocok dilaksanakan di daerah tersebut.
Hal ini juga bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah melainkan tanggung jawab kita bersama dalam menjaga kearifan lokal yang ada. Sebelum lebih jauh menjaga kita harus bisa memahami kearifan lokal yang ada di masyarakat. Semoga dengan tulisan ini bisa memberi manfaat dalam menambah wawasan serta rasa penasaran masyarakat dalam memahami kearifan lokal dalam sistem toponimi suatu daerah.

Daftar Pustaka :

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. (2009). Toponimi Jawa Barat Berdasarkan Cerita Rakyat. Ban dung: Disparbud Jabar

1 comment:

  1. Hayyy guys...
    sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
    dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
    di D*E*W*A*P*K agen judi terpercaya di add ya pin bb kami D87604A1 di tunggu lo ^^

    ReplyDelete

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages